Type Here to Get Search Results !

Waspadai Penyimpangan Toleransi


Disetiap penghujung tahun yang bertepatan dengan Natal selalu saja menjadi momen pengikisan aqidah umat Muslim, yang dimana ramai perayaan Natal dan segala atributnya menghiasi jalan-jalan ibu kota, bahkan tak jarang umat Muslim memakai atribut dan mengikuti perayaannya secara sadar ataupun tidak, ada yang dipaksa ataupun sukarela.

Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh dalam mengatur kehidupan dengan syariat Islam, dari perkara individu, masyarakat hingga bernegara semua diatur didalamnya, tidak terkecuali peringatan tentang kaum yang berusaha memalingkan ummat Muslim terhadap Islam, seperti tertera dalam Al-Qur'an.

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ الَّذِى جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al Baqarah:120)

Dalam surat tersebut Allah SWT. memberikan peringatan bahwa sesungguhnya mereka tidak akan senang jika umat Muslim tidak mengikuti mereka dengan segala pemahaman yang mereka anut seperti dalam perkara bermasysrakat, ekonomi, politik, hukum hingga bernegara yang bahkan perayaan keagamaan mereka sekalipun mereka paksakan terhadap kaum Muslim, mereka akan berusaha menghentikan kaum Muslim untuk memahami Islam sehingga umat tidak sadar bahwa semua peraturan tersebut telah jelas diatur dalam syariat Islam dan jika mereka tidak mampu menghentikannya maka mereka akan menyimpangkan kaum Muslimin dari kehidupan dan pemahaman Islam.

Hal inipun telah sampai kepada kita dengan berbagai cara yang ditempuh Quraisy jahiliyyah untuk memalingkan dan menghentikan dakwah Rasulullah saw sebab mereka merasa terancam dengannya, mereka mencoba menawarkan harta, tahta dan wanita, lewat paman beliau Abu Thalib, agar Rasulullah saw berhenti berdakwah dan mengkritik kedzaliman pembesar Quraisy.

Mereka memperoleh jawaban tegas dari Rasulullah saw, bahwa seandainya matahari dan bulan ditimpakan pada tangan beliau, beliau tetap takkan menghentikan dakwahnya.

Maka Quraisy mencoba cara penyesatan lainnya "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula". Maka turunlah surah Al-Kafirun, yang berisi panduan Allah tentang interaksi dengan orang kafir.

قُلْ يٰٓأَيُّهَا الْكٰفِرُونَ

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

وَلَآ أَنتُمْ عٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ

وَلَآ أَنتُمْ عٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
(Al Kafirun:1) Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
(Al Kafirun:2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
(Al Kafirun:3) Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
(Al Kafirun:4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
(Al Kafirun:5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
(Al Kafirun:6) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".

Inilah toleransi dalam Islam, biarkan mereka dengan ibadah mereka, kita dengan cara kita.

Toleransi bukan mencampur antara haq dan bathil dengan dalih "ini kan cuma..", atau "ini menghormati..", padahal tanpa sadar kita sudah berbuat tanpa panduan Allah dan Rasul-Nya.

Sebab turunnya surah Al-Kafirun sudah jelas, saat Quraisy tak bisa membujuk Rasulullah saw dengan harta, tahta, wanita, mereka pakai cara 'halus' menyimpangkan kemurnian ibadah.

Tak ada manusia langsung tersesat, awalnya sedikit, hanya, cuma, esok-esok bertambah dan bertambah, tanpa sadar kita sudah tak ada beda antara Muslim dan kafir, sama aktivitasnya.

Berteguhlah pada agama Islam dan nasihat ulama, berpegang pada agama itu bukan fanatik tapi punya prinsip, ketahui agamamu sebelum kamu ingin tahu tentang agama orang lain.


Oleh: Diaz Hamzah S. sos. & Felix Y Siauw

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.